Angka Kecelakaan selama Mudik Lebaran 2019 di Rembang Turun

Tribratanews.rembang.jateng.polri.go.id, Polres Rembang – Angka kecelakaan selama mudik lebaran atau operasi ketupat candi pada tahun 2019, turun sebesar 48 persen atau sebanyak 11 kejadian, dari tahun sebelumnya pada 2018 sebanyak 23 kasus.

Kasat Lantas Polres Rembang AKP Roy Irawan melalui Ipda Riyan Mitha Pangesti selaku Kepala Unit (Kanit) Laka pada Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Rembang menyebutkan, berdasarkan data yang pihaknya catat, selama mudik lebaran tahun 2019 ada sebanyak 12 kejadian, sedangkan pada 2018 tercatat ada 23 kasus.

Ia menambahkan, 12 kejadian kecelakaan lalu lintas pada mudik lebaran 2019 itu, mengakibatkan korban luka ringan 13 orang dan korban mengalami luka berat sebanyak satu orang.

Lalu angka kecelakaan pada mudik lebaran 2018 yang sebanyak 23 kejadian, menelan jumlah korban 36 orang, dengan 34 orang mengalami luka ringan dan sisanya menderita luka serius.

Dia mengatakan, Operasi Ketupat Candi pada tahun ini sendiri berlangsung selama 11 hari dan telah berakhir pada Selasa (18/6/2019).

“Jika kita lihat dari jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas tahun 2018 dibandingkan tahun 2019 saat operasi ketupat candi ini mengalami penurunan sebanyak sekitar 48 persen,” terangnya, Selasa(18/6/2019) pagi.

Mitha mengungkapkan, dari total angka kecelakaan lalu lintas, paling banyak terjadi di Kecamatan Rembang yakni enam kasus. Kemudian di Kecamatan Kragan tiga kejadian, serta Sluke, Gunem, dan Sulang masing-masing satu kejadian.

Diungkapkannya juga, mayoritas kecelakaan lalu lintas terjadi di Kawasan Jalur Pantura. Hal itu disebabkan, belum efektifnya jalur lingkar dan tata kota yang tidak terpusat. Misalnya, pusat perkantoran, keramaian, dan sekolahan yang masih tersebar dan terletak di tepi Jalur Pantura.

Menurut Mitha, kondisi tersebut menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya kecelakaan, selain dikarenakan oleh “Human Error” ataua Kesalahan pada manusianya sendiri; kurang hati-hati, tidak menaati rambu lalu lintas, dan kecapean.

“Tidak bisa dipungkiri lagi, karena (Jalur) Pantura kita sangat ramai, dengan kota juga terletak di Pantura. Jalur lingkar belum ada fasilitas tersebut.

Banyak perkantoran, keramaian, semua itu di pinggir-pinggir Pantura. Sekolah-sekolah juga, sehingga banyak kecelakaan terjadi di Pantura,” ujarnya.

Berdasarkan perkembangan informasi dari hasil koordinasi antara Pihak Satlantas Polres Rembang dengan RSUD dr R Soetrasno, bahwa status korban kecelakaan selama mudik lebaran tahun ini ada empat korban yang akhirnya meninggal dunia.