Sat Reskrim Polres Rembang Olah TKP meninggalnya Nakhoda KM Tambah Rejeki

Tribratanewsrembang.com – Nakhoda KM Tambah Rejeki bernama Ngapdani tewas dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, setelah keracunan bau ikan di lubang palkah kapal. Korban sebenarnya hendak menolong kuli bongkar muat yang terlebih dahulu terjebak di palkah atau tempat penyimpanan ikan.

KM Tambah Rejeki berlabuh di Pelabuhan Perikanan Tasikagung pada Jumat (5/5) dini hari. Kapal milik Asadi warga Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Rembang, itu mulai bongkar muat sekitar pukul 07.00 pagi.

Proses bongkar muat berjalan lancar seperti pada umumnya. Sekitar pukul 10.30 siang, salah satu kuli bongkar muat bernama Suyitno masuk ke salah satu palkah berukuran sekitar empat kali tiga meter. Kondisi palkah sendiri sudah tidak ada bongkahan es batu.

Wahyu, salah seoran warga menjelaskan Suyitno awalnya berniat untuk membersihkan sisa-sisa ikan yang membusuk. Karena tak kuasa menahan bau tersebut, Suyitno pingsan di dalam palkah. ”Korban sempat sesak nafas dan pingsan,” ungkapnya.

Nahkoda kapal Ngapdani yang melihat Suyitno pingsan kemudian masuk ke dalam palkah untuk menolongnya. Tapi, dia mengalami hal yang sama. Keduanya tak sadarkan diri di dalam palkah karena tak kuasa menghirup racun dari ikan yang membusuk.

Warga yang kebetulan sedang beraktivitas di kompleks Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tasikagung langsung berhamburan ke lokasi. Anak Buah Kapal (ABK) bersama warga lainnya kemudian mengevakuasi kedua korban dari palkah.

Tim identifikasi Sat Reskrim Polres Rembang yang dipimpin Kanit Ipda Agus Santono bersama anggota melaksanakan Olah TKP

kedua korban langsung dibawa menuju RSUD dr. R. Soetrasno Rembang. Namun, di tengah perjalanan nahkoda KM Tambah Rejeki Ngapdani, meninggal dunia.

”Itu nahkoda awalnya mau nolong korban satunya yang pingsan di palkah. Tapi, dia malah ikut pingsan. Si nahkoda ini meninggal, tapi yang kuli bongkar muatnya masih selamat dan dibawa ke rumah sakit