Route Arak-Arakan Tradisi Syawalan Tasikagung Rembang Tarik Ulur, Begini Pemicunya

Tribratanews.rembang.jateng.polri.go.id, Polres Rembang – Aparat Kepolisian Resor Rembang masih berembug dengan panitia tradisi Syawalan Desa Tasikagung, Rembang, menyangkut route arak-arakan peserta larung sesaji, dalam rangka pesta sedekah laut di desa tersebut.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Rembang, Polda Jateng AKP Roy Irawan, Senin (3/6) menjelaskan pesta Syawalan di Desa Tasikagung tahun ini berbeda. Jika mengacu perhitungan seminggu setelah Lebaran, mestinya digelar hari Rabu (12/06) yang akan datang. Tapi masyarakat Desa Tasikagung menghendaki pawai diadakan hari Kamis (13/06). Lantaran pada hari Kamis, giat Operasi Ketupat Candi sudah berakhir, maka nantinya pengamanan akan diatur melalui perintah khusus.

“Orang Tasikagung nggak mau Rabu, penginnya hari Kamis. Nah, itu kan sudah di luar jadwal giat operasi. Untuk pengamanan Syawalan pawai dari Tasikagung maupun di Taman Kartini, akan ada surat perintah khusus dari Bagian Operasional Polres Rembang, “ ungkapnya.

AKP Roy Irawan menambahkan route peserta sedekah laut Tasikagung masih dalam proses pembicaraan antara polisi dengan pihak panitia. Polisi sementara ini menyarankan peserta arak-arakan, setelah keluar dari timur jembatan Karang Geneng, langsung lurus melintasi jalur Pantura di jalan sisi selatan. Polisi menawarkan route agak jauh, sampai ke Alun-Alun Rembang. Tapi jika ingin route pendek, begitu sampai bundaran Tugu Adipura depan gedung DPRD, peserta memutar dan balik, melewati depan asrama polisi. Setelah itu menuju Pelabuhan Tasikagung.

Polisi tidak ingin peserta pawai menyeberang jalur Pantura timur jembatan Karang Geneng dan masuk ke jalan Dr. Wahidin, karena dikhawatirkan memperparah kemacetan lalu lintas. Nantinya arus kendaraan dari arah Surabaya, dilewatkan jalan lingkar Tireman – Galonan – Pasar Penthungan, sedangkan dari arah Semarang, rencananya dimasukkan jalan tengah dalam kota, antara Jl. Dr. Wahidin – Dr. Sutomo – HOS. Cokroaminoto dan tembus di depan SMP N III Rembang.

“Kemarin panitia dari Tasikagung beralasan kalau lewat Pantura, routenya pendek. Makanya kami tawarkan bisa sampai Alun-Alun dan kembali ke Pelabuhan Tasikagung. Mau milih route yang lebih pendek, silahkan. Yang penting jangan memotong jalur Pantura, di sebelah timur jembatan Karanggeneng. Ini kita masih nego dengan pak Kasat Intel sama Bagian Operasional, nanti kalau sudah ada kesepakatan, kita umumkan lagi, “ imbuh Kasat Lantas.

Pada hari Kamis (13 Juni 2019) saat bersamaan dengan arak-arakan sedekah laut Tasikagung, diprediksi arus balik kendaraan pasca Lebaran masih padat. Ditambah truk tronton maupun truk gandengan lebih dari tiga sumbu sudah banyak beroperasi, akan menambah kesemrawutan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, polisi harus bekerja keras mengurai kemacetan.