Arus Balik Melalui Jalur Pantura Rembang Masih Padat

Tribratanews.rembang.jateng.polri.go.id, Polres Rembang – Volume kendaraan balik dari arah timur menuju Jakarta melalui jalur pantura Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada  Rabu (12/6/2019)  kemarin pagi hingga siang terus membludak.

Secara umum, kondisi lalu-lintas pada Lebaran H+7 terlihat lancar, sehingga kendaraan dapat leluasa dipacu pada kecepatan di atas 70 km per jam. Namun di beberapa titik keramaian lalu-lintas, seperti di dalam Kota Kecamatan Sarang, Kragan, Lasem, dan Rembang, terjadi perlambatan kecepatan, bahkan cenderung mengalami kemacetan, walau tidak lama.

Pemantauan titik rawan macet pada arus balik kendaraan yang melalui jalur Pantura Rembang, terjadi di daerah perkotaan padat penduduk. Sementara di Kota Rembang, kemacetan arus lalu lintas akibat keramaian kupatan, utamanya di lintasan depan Taman Rekreasi Pantai Kartini (TRPK).

Gangguan lalu lintas di Kota Rembang itu terjadi karena kendaraan melintas di tengah keramaian atau banyaknya penyeberang jalan yang  keluar masuknya di  lokasi TRPK, bukan karena gangguan lain. Sementara kemacetan di kota kecamatan umumnya karena akibat pasar tumpah dan pemukiman yang terlalu mepet dengan jalan pantura.

Demikuan juga di jalur alternatif Rembang-Pamotan-Sale, titik rawan macet sering terjadi di Simpang Empat Pamotan, atau depan masjid setempat. Di tempat itu selain jalannya sempit, karena merupakan titik temu dari arah Gunem, Sale, dan Lasem. Lagi pula di perempatan itu belum ada lampu pengatur lalu lintasnya.

Kasat Lantas Polres Rembang, AKP Roy Irawan saat dihubungi mengatakan,  untuk arus balik menuju ke Jakarta sudah mengalami penurunan signifikan jika di banding pada hari sebelumnya. Namun keramaian arus lalu lintas di daerahnya hanyalah dari daerah Rembang dan sekitarnya, karena sekarang ini sedang berlangsung keramaian “kupatan”.

“Beberapa hari lalu, di beberapa titik memang agak tersendat, namun bisa diatasi,” terangnya. Ia pun menjelaskan untuk mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas di daerahnya telah dilakukan langkah rekayasa pemecahan arus kendaraan, misalnya untuk kendaraan kecil dilewatkan jalan alternatif.